ZIGI – Tesla akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja bagi para pegawainya. Kabar ini sekaligus mengamini niat dari Elon Musk yang mengungkapkan bahwa perusahaan akan melakukan pemotongan karyawan sebesar 10 persen.
Untuk yang pertama, Elon melakukan PHK bagi para karyawan di fasilitas Tesla di San Mateo, California dari divisi autopilot.
Lalu seperti apa kondisi Tesla paska PHK ini? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Elon Musk Berencana PHK 10 Persen Pegawai Tesla
Elon Musk Pecat 200 Karyawan Tesla

Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla memberhentikan ratusan pekerja dari divisi autopilot. Pemberhentian ini juga diikuti dengan penutupan pabrik Tesla di San Mateo, California.
Melansir Bloomberg, sebagian pekerja yang dibebastugaskan adalah para pekerja upahan per jam, seperti yang diungkapkan seorang sumber yang tidak ingin diketahui identitasnya. Beberapa minggu lalu, CEO Tesla, Elon Musk mengungkapkan rencana untuk memberhentikan 10 persen pegawai yang dibayar upahan per jam.
Para pekerja yang diberhentikan tersebut berasal dari pabrik di San Mateo yang mayoritas bertugas untuk mengevaluasi data pelanggan terkait fitur autopilot dan pelabelan data. Banyak dari mereka adalah para spesialis data, yang digaji per jam.
Total ada 200 pekerja yang diberhentikan oleh Elon Musk. Sebagai informasi, pabrik Tesla di San Mateo, California mempekerjakan 350 karyawan, kini sisanya akan dipindahkan untuk bekerja di fasilitas terdekat dalam beberapa pekan kedepan.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Elon Musk menyebut bahwa sekitar 10% karyawan upahan per jam akan kehilangan pekerjaan mereka selama tiga bulan ke depan, meskipun jumlah karyawan secara keseluruhan bisa lebih tinggi dalam setahun karena tetap melakukan perekrutan pegawai baru.
Pihak Tesla masih belum mau memberikan pernyataaan terkait PHK ratusan pegawainya.
PHK Dilakukan Karena Kondisi Ekonomi Yang Tak Menentu

Tesla memang berniat untuk memotong jumlah pekerjanya, setelah melakukan rekrutan besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan yang kini berbasis di Austin, Texas tersebut tengah melakukan ekspansi bisnis.
- Editor: Raynard Kristian Bonanio