ZIGI – Meskipun diminati oleh dunia digital saat ini, start-up kripto Blockchain.com juga terpengaruh dengan gelombang PHK (Pemutus Hubungan Kerja) yang mengancam beberapa perusahaan. Gelombang PHK terjadi di berbagai perusahaan karena perkembangan ekonomi dunia yang mengalami pasang surut.
Belum lama ini, perusahaan seperti Meta, Tesla hingga Netflix juga ikut imbas dari gelombang PHK. Apakah Blockchin.com lakukan PHK juga dipengaruhi oleh perekonomian dunia? Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: OpenSea PHK Karyawan Usai Penjualan NFT Drop dan Masalah Internal
Blockchain PHK Sekitar 25 Persen Pegawai

Melansir dari CNBC Internasional, perusahaan start-up kripto Blockchain.com lakukan PHK besar-besaran. Perusahaan yang berbasis di Luxemburg ini mengatur kebijakan PHK sekitar 25 persen dari seluruh pegawainya.
Sebab kebijakan PHK Blockchain, sekurangnya terdapat 150 posisi di perusahaan yang terkena imbas sejak berdirinya pada 2012 lalu. Bahkan perusahaan yang beroperasi di Argentina harus ditutup dan beberapa rencana ekspansi ke depan juga dihentikan.
Kebijakan perusahaan yang dikelola oleh Peter Smith ini telah diberitahukan kepada seluruh karyawannya di seluruh dunia sejak Kamis, 21 Juli 2022.
Adapun dampak kebijakan PHK Blockchain.com berimbas kepada 44 persen karyawan di Argentina lalu 26 persen tenaga lepas yang berlokasi di Amerika Serikat dan 16 persennya di United Kingdom.
Kebijakan PHK Blockchain Akibat Perusahaan Investasi Kripto 3AC

Aturan kebijakan PHK Blockchain.com sebanyak 25 persen rupanya imbas dari kebangkrutan perusahaan investasi kripto Three Arrows Capital (3AC). Pasalnya, perusahaan yang sudah berdiri sejak 2012 ini telah memberikan pinjaman senilai Rp US$ 270 juta (Rp4 triliun) kepada 3AC.
Kendati demikian, Bloackchain telah mengakui bahwa uang yang dipinjamkannya ke 3AC merupakan alasan yang membuat perusahaan kehilangan aset hingga melakukan PHK. Terlebih kondisi industri finansial berbasis kripto saat ini mulai merosot setelah stablecoin Terra runtuh pada Mei lalu.
Selain Blockchain.com, perusahaan start-up kripto lainnya yakni Celcius dan Voyager Digital juga mengalami kerugian setelah meminjamkan uang kepada 3AC dalam bentuk kripto senilai triliunan rupiah.
Sementara kedua pendiri 3AC, Su Zhu dan Kyle Davies hingga sekarang belum diketahui keberadaannya sejak pekan lalu. Pengadilan Tinggi Singapura juga sudah memberikan putusan sela (interim relief) sehingga dua likuidator asal Amerika Serikat akan melacak keberadaan kedua pendiri 3AC tersebut.
Perusahaan investasi 3AC ini menghilang beberapa pekan setelah mengajukan proses kebangkrutan di pengadilan New York. Diketahui perusahaan tersebut telah bangkrut dan gagal membayar utang sekitar Rp9,9 triliun.
Sementara perwakilan hukum Crumpler dan Farmer di Singapura tengah mencari ketetapan hukum terhadap kedua pendiri 3AC dan jika ketetapan sudah diberikan, seluruh aset milik Zhu dan Davies akan disita.
Untuk diketahui, Blockchain.com merupakan penyedia dompet kripto dan salah satu bursa terbesar di dunia. Sekitar sepertiga dari transaksi Bitcoin terjadi melalui dompet digital mereka.
Baca Juga: Perusahaan Kripto Three Arrows Gagal Bayar Utang Rp 9,9 Trilliun
- Editor: Jean Ayu Karna Asmara