ZIGI – Pada Mei 2022 lalu, harga LUNA mengalami penurunan tajam yang juga berujung turunnya harga TerraUSD yang menjadi stablecoin pendukungnya. Terraform Labs pun membuat koin kripto baru yang kerap disebut sebagai Luna versi 2.0, dan melepaskan TerraUSD sebagai algoritmanya.
Akibat jatuhnya harga koin tersebut, sang pendiri Do Kwon mengalami kerugian besar dan kini tengah diinvestigasi oleh pihak otoritas Amerika dan Korea Selatan.
Lalu bagaimana kondisi terkini dari sang pendiri Do Kwon? Berikut beritanya.
Baca Juga: 4 Fakta Luna Coin 2, Token Kripto Baru Buatan Terra Tanpa UST
Kekayaan Do Kwon Nyaris Ludes

Melansir Wall Street Journal, Pendiri Terraform, Do Kwon mengatakan bahwa kekayaannya hampir hilang seluruhnya paska harga koin keluaran Terra, seperti LUNA dan USD kolaps hingga US$ 40 milliar atau setara dengan Rp 590 milliar. Kejatuhan ini pun diiringi dengan berbagai kejatuhan koin kripto lainnya seperti Bitcoin, Ethereum dan juga Solana.
Do Kwon menyebut dalam wawancara bersama Wall Street Journal pada 23 Juni 2022 bahwa ia tidak terlalu terganggu dengan hal tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya hidup secara sederhana saja atau frugal living.
“Itu tidak terlalu mengangguku, aku biasa hidup secara frugal (hemat)," sebut Kwon kepada WSJ seperti dikutip Zigi.id pada Kamis, 23 Juni 2022.
Namun, pria asal Korea Selatan itu juga menyebut bahwa ia bisa jadi seorang bilioner hari ini jika harga Luna buatan Teraform Labs masih diperdagangkan di harga US$ 100 atau setara Rp 1,4 juta. Namun harganya kini sudah jatuh sangat dalam.
- Editor: Raynard Kristian Bonanio