ZIGI – Kondisi pasar kripto terus terperosok hingga hari ini. Tercatat kemarin pada 14 Juni 2022, kapitalisasi pasar kripto secara global telah merosot hingga US$ 1 Trilliun, dari US$ 1,10 Triliun (Rp 16.214 Trilliun) menjadi sekitar US$ 1,02 Trilliun atau setara Rp 14.769 Trilliun.
Harga koin kripto di pasaran sekarang pun hanya bernilai setengah dari harga tertinggi yang pernah tercatat. Lalu apa saja yang menyebabkan penurunan harga kripto tersebut? Begini penjelasannya.
Baca Juga: Shiba Inu Coin, Mata Uang Kripto yang Awalnya Hanya Lelucon
Harga Bitcoin hingga Ethereum Anjlok

Bitcoin, koin kripto terbesar dan terpopuler juga ikut terdampak akibat merosotnya pasar kripto dalam beberapa minggu kebelakang. Berdasarkan pantauan dari Coinmarketcap pada 15 Juni 2022, harga Bitcoin berada di angka US$21.108 atau setara dengan Rp 311 juta.
Harga ini telah merosot jauh saat dari harga tertingginya yang sempat menyentuh nilai US$ 68.789 atau setara Rp 1 milliar. Di bulan ini, harga tertinggi Bitcoin sempat ada di US$ 32.249 atau sekitar Rp 475 juta.
Koin kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua, Ethereum, juga mengalami penurunan selama Mei hingga pertengahan Juni 2022. Per 15 Juni 2022, harga Ethereum berada di angka US$ 1.136 atau setara Rp 16 juta.
Harga ini mengalami penurunan cukup tajam, mengingat Ethereum sempat menyentuh angka US$ 4.489 atau setara dengan Rp 72 juta. Di bulan ini, Ethereum menyentuh angka tertinggi di US$ 2.213 (Rp 32 juta).
Koin Solana juga tak ketinggalan mengalami pemerosotan. Per 15 Juni 2022, Solana diperdagangkan di harga US$ 28,39 atau sekitar Rp 418 ribu.
Selama satu tahun terakhir, harga Solana cenderung turun, dengan harga tertinggi di US$ 260 (Rp 3,8 juta) dan harga terendah US$ 20,38 (Rp 300 ribu).
Penyebab Harga Kripto Turun

- Editor: Raynard Kristian Bonanio