ZIGI – Di tengah kabar resesi 2023, kondisi finansial menjadi hal yang perlu diperhatikan. Selama resesi, tidak menutup kemungkinan pengeluaran semakin banyak karena harga barang maupun bahan pokok semakin meningkat.
Melansir dari Prosperity Thinkers, Financial Maturity atau pendewasaan finansial bukan sekadar dewasa dalam berperilaku melainkan juga pola pikir dalam pengelolaan uang. Seperti yang diketahui, perilaku ‘dewasa’ sendiri merupakan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dikerjakan.
Berdasarkan Kim Butler, pakar finansial yang memenangkan Most Influential Business Leaders 2022 versi majalah CXO Outlook mengungkapkan ada 7 cara untuk mencapai financial maturity. Lantas apa saja itu? Yuk simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Investasi di Tengah Resesi Global
1. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab biasanya sudah dikenalkan oleh orang tua sejak masih anak-anak. Ketika anak diminta untuk tanggung jawab dengan uang saku yang diberikan oleh kedua orang tuanya, apakah akan dihabiskan atau disisakan untuk ditabung.
Seperti halnya yang ditanamkan pada anak-anak, tanggung jawab terhadap finansial ini juga berlaku bagi orang dewasa. Sebagai contoh, ketika sudah waktunya untuk menerima gaji maka apakah uang tersebut habis untuk membayar cicilan atau dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan seperti uang darurat dan sebagainya.
2. Gunakan Mindset Berkembang

Mindset berkembang diciptakan oleh Carol Dweck dalam bukunya yang bertajuk Mindset: The New Psychology of Succes. Secara khusus, mindset berkembang mengacu kemampuan seseorang untuk menerima atau mundur dari tantangan yang dihadapinya.
Dalam hal keuangan, mindset berkembang ini bisa dipraktikkan ketika terjadi masalah finansial. Alih-alih berpikir, ‘tidak pandai mengatur uang’ atau ‘bermasalah dengan materi’, kamu bisa mengubahnya dengan belajar dari orang lain, mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan apa yang baru saja dipelajari.
3. Konsisten

Untuk menumbuhkan sikap konsisten, kamu bisa menjadikan tugas-tugas yang biasanya menyangkut keuangan menjadi kebiasaan seperti menghasilkan uang misal dengan bekerja atau berwirausaha, kemudian menabung dan membayar tagihan.
Umumnya, untuk menciptakan konsisten berawal dari ada atau tidaknya konsekuensi. Sikap konsisten bisa termotivasi ketika ada keterlamabatan dalam membayar tagihan atau sejenisnya. Jika memiliki tantangan ini, jadikan sebagai latihan untuk bersikap konsisten.
4. Pisahkan Kebutuhan dari Keinginan

- Editor: Jean Ayu Karna Asmara