ZIGI – Reputasi Ray Dalio sebagai investor tak lagi diragukan dengan membawa lembaga investasinya, Bridgewater Associates menjadi lembaga dengan dana kelolaan terbesar di dunia yaitu US$ 223 milliar atau setara dengan Rp3,200 trilliun. Banyak investor pun mempercayakan uangnya untuk dikelola oleh Bridgewater Associates.
Pada tahun 2017, Ray menulis buku Principles, yang berisi pengalaman dan tips investasi yang ia lakukan selama menjadi pimpinan Bridgewater Associates.
Lalu hal-hal apa saja yang Ray katakan dalam buku tersebut? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: 5 Lembaga Investasi Terbesar Dunia, Kelola Dana Triliunan
Perhitungkan Ketahanan Finansial

Pertanyaan penting pertama yang harus dipahami sebelum ingin menjadi investor ulung adalah, “Seberapa lama anda dapat bertahan dengan kemampuan finansial yang ada (tabungan) tanpa penghasilan?”.
Ini adalah pertanyaan dasar yang harus dijawab secara tegas agar tidak kelimpungan saat investasi di masa depan.
Beberapa orang dengan sangat berani dan tanpa perhitungan langsung menggunakan uangnya untuk berinvestasi. Tak sedikit yang menggunakan uang tabungan sebagai dana investasi.
Hal tersebut tentulah menyalahi kaidah dari uang tabungan yang seharusnya disimpan sebagai dana darurat, untuk mengantisipasi resiko di masa akan datang. Sedangkan, investasi mengandung resiko yang besar.
Untuk itu, mempergunakan uang tabungan untuk investasi kurang tepat. Mengantisipasi hal tersebut, investor harus memperhitungkan tingkat investasi dan tabungan dana darurat dengan seksama.
Perhitungkan juga tingkat kebebasan finansial yang ingin dicapai melalui investasi.
Diversifikasi Aset

Langkah berikutnya setelah memutuskan untuk berinvestasi adalah dengan mendiversifikasikan instrumen investasi. Ray Dalio menyebut diversifikasi aset sebagai “Holy Grail of Investing” di bukunya Principle yang terbit tahun 2017.
Ray Dalio sendiri mendiversifikasikan asetnya ke dalam berbagai instrumen. Menurut buku Principle, Ray mengalokasikan investasinya sebagai berikut, 30 persen di saham, 40 persen di obligasi jangka panjang, 15 persen di oblikasi jangka menengah, 7,5 persen di emas dan 7,5 persen di komoditas lainnya.
Ia menyebut alokasi ini masih dapat terus berubah sesuai dengan kondisi ekonomi.
- Editor: Raynard Kristian Bonanio